Menghadapi penjual selimut di musim dingin

 Tempat tinggal bagi mahasiswa yang ada di Yordania maupun di Mesir, terbagi menjadi dua. Yaitu, rumah faadi serta rumah mafrush. Meskipun beberapa orang ada juga yang tinggal di sakan atau yang ditranslate kan ke bahasa Indonesia adalah asrama.

Maksud dari rumah faadi adalah rumah yang enggak disediakan peralatan rumah. Jadi kosongan gitu aja. Enggak ada kasur, kompor, mesin cuci, serta perabotan rumah lainnya. Jadi yang mengisi benda-benda tersebut adalah kami sendiri. Mahasiswa yang menempati rumah tersebut.


Sedangkan rumah mafrush artinya segala perabotan tersedia. Jadi tinggal tidur dan belajar. Dan enggak dipusingkan untuk membeli perabotan rumah di forum jual beli yang ada di sini. Bahkan terkadang, jika hubungan dengan pemilik rumah baik, kita pun mendapatkan satu penari perut. Keren, bukan?


Mana mungkin lah, goblok





**


Kepulangan gue beberapa bulan lalu ke negara Jordan merupakan bentuk peralihan dari yang tadinya rumah mafrush menjadi rumah faadi. Apakah enak? Awalnya enggak.


Gue enggak memiliki kasur, dan juga selimut. Berhubung sudah masuk musim dingin, item selimut ini sangat amat dibutuhkan. Sekadar informasi aja, beberapa teman gue ada yang bawa selimut dari Indonesia. Dan apakah benda itu berguna? Jawabannya iya. Tapi bukan sebagai penghangat badan. Melainkan selimut tersebut digunakan sebagai alas pakaian kotor.


Di Jordan cuaca nya lumayan dingin. Enggak lumayan sih, emang benaran dingin. Bahkan di tahun kemarin juga sempat turun salju, meskipun enggak menyeluruh di semua daerah ya.


Beberapa teman-teman gue yang ada di Jakarta, beberapa kali menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tempat tinggal mahasiswa Indonesia di negara Timur tengah. Kebanyakan dari mereka berfikiran, bahwa kami para mahasiswa di sini tinggal di gurun, lalu menggunakan onta sebagai alat transportasi. Enggak. Kami masih tinggal di tempat yang nyaman. Masih ada atap serta lantai. Udah lah, enggak usah mikir yang ngadi-ngadi antum. Gue jambak juga nih rambut gue.


**

Jadi


Saat di sore hari, gue membuat janji dengan teman untuk menemani gue membeli selimut di pasar. Perjalanan menuju pasar di tempuh menggunakan taksi. Terlihat mewah bukan? Tapi, memang di Jordan sendiri, taksi merupakan kendaraan transportasi yang umum. Sejauh yang gue tau, di sini belum ada jasa gendong orang sampai ke pasar. Mungkin beberapa tahun lagi juga enggak ada. Gue ngarang aja sih biar lucu.


Ga jelas bgst




Sejujurnya membeli selimut di musim dingin merupakan hal yang engga baik untuk kantong mahasiswa rantau. Sejauh ini yang gue ketahui adalah membeli selimut atau pun jaket itu sebaiknya di saat musim panas, dan membeli pakaian santai di saat musim dingin. Biar apa? Ya biar harga nya engga mahal-mahal banget.

Setibanya kami di toko nya, penjual selimut ini terlihat sangat antusias. Mungkin karena penjual ini bisa menggunakan bahasa Inggris, di awal pembicaraan dia bertanya “Mau ngobrol bahasa Arab atau Inggris?” Dan tentu saja kami para mahasiswa Timur Tengah yang terbiasa berbahasa Arab menjawab dengan lantang “Pakai bahasa Ngapak”.


Dia menjelaskan barang-barang yang ada di toko nya. Ada yang ukuran untuk satu orang dan juga size double. Dia bilang, kalau ketebalan selimut untuk satu orang ini bahannya lebih tebal dari pada yang size double. Tapi ukuran panjang nya enggak selebar yang size double.


Di saat kami mulai mencari yang cocok dan juga memegang selimut, si penjual ini selalu mengatakan hal yang sama. Yang ini lebih tebal karena ukuran biasa dan yang ini bla bla bla. Kami paham dan mengerti. Tapi selalu saja diulang.


Kalau bukan karena teman gue, mungkin di saat itu gue akan menghampiri penjualnya sambil menempelkan jari telunjuk ke mulut nya sambil mengatakan “Aku paham kok”.


Mata gue mulai mengarah ke pojokan toko. Mencoba memegang bahan selimut yang ternyata tebal. Dan setelah melihat tulisannya ternyata ini size double. Gue lumayan tertarik untuk membeli selimut ini dibandingkan dengan selimut-selimut yang telah ditunjukkan oleh penjual.


Gue merasa bahwa ukuran badan gue membutuhkan selimut dengan size double. Karena di rumah sebelumnya, ketika gue menggunakan selimut yang telah tersedia, saat gue menutup bagian kepala gue dengan selimut, kaki gue enggak tertutup. Berarti itu kan pertanda bahwa gue anaknya suka menabung.


Ga gitu ya anjg


Saat gue membawa selimut yang berada di pojok ruangan tersebut menuju meja, si penjual langsung mengatakan “Selimut yang kamu pegang itu mahal. Kalau mau beli yang ini aja” wah, di saat itu gue pun langsung mengeluarkan dompet dari kantung jaket, lalu melemparkan sejumlah uang ke muka si penjual sambil berteriak “PUNGUT!!”.


Akhirnya gue membeli selimut yang di awal tadi si penjual ini tunjukkan. Kejadian yang gue tuliskan di paragraf gue sebelumnya hanya fantasi gue saja. Toh, emang duit nya enggak cukup sih.


Dan dengan selimut baru ini sekarang gue sudah siap menghadapi musim dingin dengan tenang.


Nah, kalau kalian sendiri, apakah suka menggunakan selimut di saat musim rambutan?

2 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Wkwkwkwkwkwk, kocak banget sih 🤣🤣. Dulu awal2 kirim anak asuhku ke Mesir, dia juga ada minta utk dibelikan jaket buat winter. Aku sendiri ga pernah ngerasain winternya Mesir. Tapi udah kebayang aja dinginnya, anggab sama dengan winternya Eropa dan Jepang lah. Pengen aku kirim winter gear yg aku punya di Indonesia tapi pasti mahalan onkir. Mending kirim uang dia beli sendiri 😂..

    Agak beda ya mas, Ama Jepang misalnya. Aku kalo butuh perlatan jaket winter baru, biasa beli pas ke Jepang. Dan selalunya kesana bulan2 winter. Krn semua winter gear yg dijual udah pasti diskon 😄. Jadi aku cuma bawa jaket 1 doang dr Jakarta. Sisanya beli di tujuan. Apalagi model winter coat di Jepang kan lucu2... Yg ga mungkin ditemuin di Jakarta juga. Ketebalan dan bahannya udah diapstikan sesuai utk winter yg beneran dingin pula. Beda aja kalo beli di Jakarta. Mana modelnya kaku, tebelnya udh kayak beruang kutub, ga ada modis2nya 🤣, mahal pula... 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. agak tricky emang buat beli jaket musim dingin di indonesia utk digunakan d mesir

      tpi sebener nya emang harga nya ga semahal itu klo beli yg second hand sih

      Delete
Previous Post Next Post

Ads

Ads