https://pixabay.com/ |
“Bangsat lo, Ca”
“Gue kira selama ini kita temen
baik, Ca”
Sepertinya kalimat barusan
tidak cocok dijadikan kalimat pembuka di blog ini. Nama nya saja Mahasantri,
tapi tidak mencerminkan seorang santri yang paham ilmu agama.
Gue ubah kalimat pembukanya.
“Jadian yuk, Ra”
“Dan lu tau kalo hal itu mustahil kan?”
Kayaknya masih belum cocok juga
dengan percakapan pembuka di blog ini.
“BRAK”
“Lo tau kan hal yang lo lakuin ini akan merusak pertemanan kita, Ca?”
Masih belum sreg dengan kalimat
pembuka ini.
Akan gue coba sekali lagi.
Seperti biasanya. Dia telah
duduk di kedai kopi yang telah kita janjikan di siang hari. Malam ini dia
mengenakan jaket jins berwarna biru, serta krudung berwarna hitam. Lalu di
mejanya telah tersedia segelas matcha yang masih terisi penuh.
Wajahnya manis. Tapi di saat yang lain akan terlihat lucu, jika melihat reaksinya saat terkejut.
Mata nya akan tertutup, lalu tanpa dia sadari, dia akan mengangkat tangannya karena terkejut. Seharusnya momen seperti bisa aku abadikan. Tapi, karena hape brengsek ini, hal itu akan sulit terjadi. Ah, sial!
Kalimat pembuka yang terlalu biasa sekali.
**
Mari gue simpulkan dengan
tulisan yang lebih singkat.
Percakapan serta penggambaran ini, hanya menyajikan cerita tentang seorang cowo yang naksir temen dekatnya yang seorang cewe. Lalu ditolak.
**
Setelah lama hiatus dalam
menulis, tulisan gue seperti sampah.
Gue akan coba lagi ditulisan
berikutnya.
Maa salamaah!!
'teman dekatnya yang seorang cewenya' itu maksudnya gimana deh?
ReplyDeleteTypo itu
DeleteHehe
Bangsat lo, Zi!
ReplyDeleteIya maap, gip :(
DeleteSebenernya lu ngapain, Ji?
ReplyDeleteIkut menyumbang kalimat pembuka:
ReplyDeleteBerengsek, andai saja kamera ponsel ini kualitasnya lebih baik, dan aku juga bisa memberanikan diri, pasti aku sanggup merekam momen aduhai barusan. Kapan lagi aku bisa membekukan wajah manisnya yang bercampur dengan ekspresi terkejut sampai-sampai dia tampak lucu dan menggemaskan. Paras yang seperti itu bisa membuatku lupa bahwa dia merupakan teman dekatku. Aku pun tak sadar, sudah berapa lama aku diam-diam menyukai sosoknya?
Bangsat gue!
ReplyDeletesaya mau ikutan, tapi harus ngebangsatin siapa lagi ini....
ReplyDeletenamun, kalo mau melepaskan perihal bagus atau jelek pembukaannya, yang namanya penolakan itu emang bikin diri sendiri bingung dan serba salah. ya kayak yg lu tulis ini.
sepertinya kalimat dzikir lebih cocok buat openingnya hggg
ReplyDeleteDitolaknya di Indo atau Jordan? :D
ReplyDeletePaoji, sehat?
ReplyDelete