Ujian saat nge-gym di Jakarta

  Hampir empat tahun gue lumayan aktif mengikuti olahraga angkat beban saat merantau di negri orang lain. Selama itu juga, gue mendapati tempat kebugaran atau yang biasa disebut gym, memiliki vibes yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Di tempat pertama kali gue berolahraga angkat beban, tempat ini tergolong sepi. meskipun peralatan yang tersedia enggak selengkap di gym besar, tapi cukup untuk pemula seperti gue.

Biasanya tempat ini di penuhi oleh orang-orang Arab yang bekerja sebagai pelayan di tempat makan, atau pun supir angkutan umum.

Sekadar informasi saja, gym yang gue datangi di Mesir atau pun Jordan, merupakan gym yang khusus laki-laki saja. Enggak ada perempuan nya.

Kalau pun di selebaran nya, ada tulisan perempuan bisa mendaftar di gym yang sama dengan diri gue, pasti jam nya akan dibedakan. Pagi, siang, serta malam hari untuk laki-laki. Dan perempuan di sore hari.

**

Di Jakarta, gue mulai aktif olahraga angkat beban di bulan Febuari kemarin. setelah di bulan Januari kemarin, diri gue disibukkan dengan karantina mandiri, karena gue baru pulang dari Yordania.

Yang biasanya gue lakukan untuk mencari gym adalah dengan membuka aplikasi Google Maps. Sambil menyalakan Lokasi di smart phone. Gue akan menuliskan kata kunci ‘Gym near me’ di Google Maps. Lalu setelah muncul berbagai macam tempat kebugaran, gue akan menyeleksi satu-persatu.


Pertanyaan yang akan pertama keluar adalah berapakah harga perbulannya untuk mendaftar sebagai anggota gym.

Kalau mahal, langsung skip.

Karena...  ya mahal gitu. Enggak usah diperdebatkan lagi, kan?

Kalau murah, biasanya gue akan membaca review nya.

Sambil bergumam dalam hati,

Apakah alat-alat yang nantinya gue butuhkan tersedia?

 Apakah tempatnya nyaman untuk berolahraga?

 Apakah mereka memutar lagu To The Bone-nya Pamungkas? Kalau beneran iya, lebih baik gue cari tempat yang lain.

Tapi ada beberapa gym yang beriklan di Instagram, mencantumkan harga yang murah. Kisaran 200 ribuan. Daerah Pondok Indah lagi. Mantap bener harganya segitu.

Ketika gue melihat akun Instagram nya, fasilitas di tempat ini sangat lengkap. Selain terdapat ruangan latihan angkat beban, ada kelas-kelas lainnya yang bisa diikuti. Ada Yoga, Zumba, lalu ada kelas cardio yang menggunakan sepeda.

Saat ditanya, apakah di tempat ini ada kelas mengaji karena sekarang memasuki bulan puasa, malah enggak dijawab.

Ga lucu, sat!

Melihat fasilitas lengkap di gym ini, gue jadi mau mencoba mempraktekan hal-hal yang enggak pernah gue coba sebelumnya. Menurut portal berita informatif ini, banyak hal yang bisa gue lakukan di gym selain angkat beban.

Yang sangat gue ingin coba sih, gerakan-gerakan seperti di tulisan ini. Biar badan gue bisa terlihat six pack.

Udah tiga tahun lebih olahraga angkat beban tapi enggak pernah merasakan six pack tuh kayak.... EMMMHH...!! gitu loh. Paham lah ya, kan?

KAGA JELAS LU, BLOK!

Sejatinya, saat gue berlatih di Mesir atau pun Yordania, enggak pernah tuh melihat tempat kelas-kelas Yoga atau pun kelas lainnya di gym. Yang ada hanya lah barbelldumbellplate, serta mas-mas brewokan yang sering memakai tank top kegedean. Bulu dada nya itu loh. Hampir menyentuh jenggot nya.

Bgst. Kenapa harus bagian itu yang gue inget!

Ketika gue mendatangi tempat ini dan mengobrol bersama mas-mas yang jaga, ternyata apa yang gue lihat di akun Instagramnya itu benar.

Harga bulanan nya murah, dan tersedia banyak kelas yang bisa diikuti. PERFECTO!

Tapi, lanjut si mas-mas ini, harga tersebut bisa gue dapatkan jika bergabung di gym ini selama dua tahun. Karena nantinya kalau dihitung-hitung selama dua tahun harga perbulannya hanya 200 ribu.

“Hah! Dua tahun, Mas?”

“Iya”

“Kalau mau ambil perbulan enggak bisa ya, mas?”

“Oh, di tempat kita enggak bisa nih”

"Nanti kita bebasin biaya admin nya. Cuma bayar membership dan juga kartu nya aja, Mas" lanjutnya.

"Wah, saya mau ikut grup rebana aja deh kayaknya, Mas"

Gue merasa sia-sia dateng ke tempat ini.

Untuk  gue, hal seperti ini bukan lah suatu hal yang biasa gue temui di gym-gym sebelumnya. Karena setiap kali mendatangi gym yang ada di Mesir maupun Yordania, gue akan dijelaskan harga perbulan nya berapa, kalau ambil selama 6 bulan nantinya harganya berapa. Seperti itu.

Bukan yang di iklan nya tertulis harga 200 ribu. Tapi pas disamperin ke tempatnya, harga itu bisa didapatkan jika gue mendaftar selama dua tahun.

Belum lagi biaya admin, biaya buat kartu. Baru di tempat Jakarta aja nih, gue menemukan hal-hal seperti ini. 


Salah enggak sih, gue kefikiran buat nyundul muka si mas-mas di gym itu sekarang ini.

**

Akhirnya gue menjatuhkan pilihan di gym yang letaknya enggak jauh dari rumah. Alatnya lengkap, dan harga nya masih masuk di kantong.

Ketika gue datang ke gym, saat itu sudah mulai ramai. Di sebelah kanan dari pintu masuk, ada beberapa orang yang sedang asik berbicara satu sama lain. Dan di sebelah kiri, sudah ada yang latihan.

Sejujurnya gue merasa kikuk saat melewati orang-orang yang sedang berbicara ini. Mau menyapa, tapi takut ganggu. Mau nyelonong lewat, disangka nya sombong.

Maka pilihan gue jatuh kepada.... pura-pura memasukkan jaket ke dalam tas.

Apakah efektif? Enggak tau juga sih.

Kayaknya gue udah lama banget punya permasalahan ini. Antara menyapa duluan atau enggak. Mau asal lewat aja atau menegur orang lain.

Tapi, ketika di Mesir ataupun di Yordan sih gue enggak terlalu peduli. Berbeda dengan di Indonesia.

Sepertinya, besok-besok gue harus mulai untuk menyapa orang duluan deh.

**

Saat sedang fokus latihan punggung, tiba-tiba seorang perempuan berjalan di samping gue. Lalu berhenti tepat di depan. Di squat rack.

Tiap kali latihan, mata gue akan fokus ke cermin di depan. Guna nya untuk melihat apakah gerakan gue sudah benar atau belum. Tapi berhubung ada perempuan yang latihan di depan, apakah gue bisa melihat ke arah depan?

Dilema.

Mau melihat ke cermin samping untuk nge cek gerakan, kepala gue yang pegel.

Hhhh....

Dari apa yang gue ketahui, latihan squat merupakan gerakan yang melatih kaki. Kalau lebih spesifiknya sih, di area bokong serta paha. Dan gerakannya itu seperti... kayaknya enggak perlu dideskripsikan deh ya.

Kenapa latihan gym di Jakarta, banyak banget ujian nya sih elah!


Apa gue harus mencoba olahraga di rumah seperti apa yang ditulis di noodol-cafe.com ya?

8 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Wkwkw bukannya enak sambil ngegym sambil dapat pemandangan bagus, Kak? 🤣. Daripada isinya cowok semua, malah lebih ngeri kayaknya 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah terbiasa dengan gym yang isinya cowo semua, jadi, ya udah biasa aja gitu sih

      Delete
  2. Biasanya tiap kali lihat promo murah itu ada tanda bintang kecil di sebelah angka. Di situlah tertulis penjelasan syarat dan ketentuan berlaku. Haha.

    Gue kurang paham tentang harga sewa gym. Tapi normalnya memang 150-300 ribu per bulan, ya? Gue pernah diajak temen ke tempat gym yang nyewain harian. Per hari 8.000 doang. Cuma ya begitu, kurang lengkap alatnya dan kudu gantian sama yang lain. XD

    Yang enggak enak jika ikutan member tuh udah bayar, eh jarang datang latihan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu
      gue nya yang salah juga sih, enggak kroscek lebih lengkap

      selama ini sih, untungnya tiap daftar member di suatu tempat bakalan komit untuk dateng
      apalagi kalo biaya nya terhitung mahal
      harus latihan

      Delete
  3. Emang menjebak sih, kalau diiklan nyebutnya 200K tapi aktualnya itu berlaku kalau berlangganan 2 tahun.
    Sebenarnya enak di jakarta, ada banyak pilihan tempat gym. Di kota saya, tempat gym hanya sedikit itupun alatnya juga nggak lengkap.

    Btw jadi ingat, dulu pernah saat ngegym tiba-tiba ada banci ceria masuk dengan baju yang lebih seksi daripada cewe-cewe di sana. Lalu para cowopun lansgung menjauh. wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener juga sih
      tapi, emang kalau pilihannya banyak, jadi susah buat nentuinnya

      untungnya, seumur-umur gue latihan, enggak pernah ngerasain adegan seperti itu

      Delete
  4. Wkwkw trkadang stategi marketing itu memang cukup meresahkan yaak. Ya.. begitula.

    Asli, gue baru tau bsa memanfaatkan maps untuk mencari gym terdekat. Gue blm prnah mnggunakan fitur trsebut seumur idup :') Gokil sih rajin jg itu ngubek2 gym ampe ngoleksi bbrp kartu.. apa brosur disebutnya? Yagitula. Enak di timur tengah ya, perempuan sm laki ga dicampur dan dibedakan jamnya. Krna memang sbnernya mah klo dicampur cewek-cowok dengan tempat gym yg rata2 agak sempit (apa di dket rmh gue doang yg sempit?) itu cukup canggung sih.. ngerasa gak bebas aja gtu.

    Tmen gue suka rusuh ngajakin ngegym mulu, tp ya gue rasa agak prcuma ktika smpe sana ngegym sendiri tanpa arahan atau diajarin gtu.. gak ngerti sumpah. Nyampe sana bukan olahraga serius tp lebih kek maen nyobain alat2 gym gtu :') mgkin lebih efektif ikut kelas yoga, pilates atau apalah itu ya. Nanti gue ikut ubek2 laah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. selain meresahkan, ya menyebalkan juga sih

      enggak untuk gym doang kok, semua tempat juga bisa
      misalnya kedai kopi atau tempat yang lain

      karna emang dari gue nya sendiri sih, yang nyari-nyari info supaya latihan gue maksimal
      jadi, enggak nge hire PT bukan suatu masalah buat gue

      Delete
Previous Post Next Post

Ads

Ads