Jangan lupa dengan orangtua


Hidup jauh dari orangtua itu sebenernya enggak semenyenangkan yang dibayangkan, tapi juga enggak seburuk yang difikirkan. Biasa aja gitu. Rasanya, kehidupan ane semenjak lulus dari sekolah dasar telah merubah diri sehingga menjadi seperti sekarang ini. Dari anak yang penakut, menjadi anak yang terpaksa harus hidup mandiri.
Dari sepuluh tahun ini, ane hanya merasakan lebaran Idul Adha bersama keluarga 3 kali. Sisanya dijalani bersama dengan teman-teman seperantauan. Bersyukurnya, masih bisa merasakan makanan mewah berupa daging kambing serta sapi. Yah, walaupun hidup ane enggak seburuk dengan memakan Indomie setiap hari juga sih.
Perbedaan yang paling terasa di Mesir saat Idul Adha dengan yang terjadi di Indonesia adalah suasanya yang berubah seperti kota zombie. Orang-orang disini, mudik ke kampung halaman ketika idul adha. Kebalikan dengan orang Indonesia, yang merayakan mudik ke kampung saat lebaran idul fitri.
http://gifimage.net


Jadi pengen pulang.
Tetapi bagaimana pun juga, rasa kangen terhadap orangtua di rumah selalu ada. Meskipun ane jarang merayakan Idul Adha di rumah. Hidup ane rasanya terlalu banyak dihabiskan untuk memikirkan berbagai cara agar bucket list yang di impikan segera terpenuhi secepatnya, sampai akhirnya lupa untuk sekedar membalas chat dari orangtua. Beruntungnya, ane mempunyai orangtua yang cukup posesif dan selalu menanyakan kabar dari anaknya ini.
Sampai sekarang ini, mungkin orangtua ane akan selalu melihat sosok anaknya ini sebagai anak kecil yang harus selalu diperhatikan. Sering kali ane merasa risih dengan hal itu. Seolah tidak bisa melakukan hal-hal yang ingin ane lakukan, karena terbentur oleh restu orangtua.
Kalau di flash back ke tahun-tahun sebelumnya, hidup ane seolah didikte dengan pilihan orangtua. Mulai dari masuk ke pondok pesantren, bahkan sampai sekarang ini. Tetapi kenyataannya, ane masih bisa mendapatkan hal-hal yang di impikan, dan semua itu selaras dengan keinginan orangtua. Yang paling penting, ane bahagia akan hal itu. Enggak ada rasa penyesalan.
Bagaimana pun juga, ane akan selalu percaya bahwa restu serta doa orangtua itu jauh lebih mujarab, ketimbang doa yang kita panjatkan seorang diri. Terlebih doa seorang ibu. Bahkan Rasul pun mengucapkan sosok ibu, tiga kali. Dan setelahnya baru ayah.
Tulisan ini cuma mau mengingatkan kepada diri sendiri, untuk selalu ingat kepada orangtua. Dan kalau pun memang bisa bermanfaat kepada kalian yang membaca tulisan ini, ane akan lebih senang lagi.
Ane pernah membaca quote seperti ini,
Parents notice your fake friend, before you do
Menurut ane, kutipan itu mempunya makna yang jauh lebih luas dibandingkan hal itu. Jadi, kalau kalian sendiri, masih sering bercerita banyak hal kepada orangtua? Sudah minta restu dan doa dari mereka belum?

6 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Harusnya gue bersyukur ini hidup deket sama orang tua.

    oia, lu belum lulus dari Mesir zi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. NAH ITU!

      belum nih. mau ngasih beasiswa ya? dengan senang hati, akan gue terima, don!

      Delete
  2. Penggunaan kata ganti "ane" ini emang niatnya buat branding baru ya, Zi? Kemarin-kemarin belum dah.

    Selain menilai teman palsu, orang tua juga bisa menilai pacar yang enggak baik buat anaknya dan kelak akan sangat menyakiti, Zi. Salah satu pacar saya pernah ada yang terbukti. Waktu itu pas baru pertama kali ngajak ke rumah, orang tua saya langsung nggak sreg ketika saya pacaran sama dia. Saya tetep ngotot gitu. Ujungnya, saya menyesal. Terus malu dan minta maaf sama orang tua. Akhirnya beliau ngetawain dan bilang, "Kalau nilai cewek yang baik buat diri sendiri aja belum becus, mending nggak usah pacaran dulu." :(

    Syukurlah setelah itu lebih berhati-hati. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. niatnya sih emang gtu, yog. heuheuheu

      betul banget tuh.
      gue masih sering heran jga, orangtua punya kekuatan apa ya bisa baca hal-hal semacam itu.

      Delete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. Alhamdulilah, aku dulu juga tinggal jauh diluar negeri karen aingin menggapai cita. Alhamdulilah sekarang bisa jaga ibu dirumah. Meski banyak nggak cocok dengan ibu, gantian kita yang harus sabar. semangat

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Ads

Ads