Selamat tinggal Mesir. Jordan, aku datang!!


Sudah sepuluh hari gue meninggalkan Mesir, dan sekarang gue sedang berada di negara Jordan untuk melanjutkan kuliah. Selama gue tinggal di sini, ada dua hal yang berbeda dari negara Mesir.

Pertama, udara di sini jauh lebih dingin dibandingkan Mesir.
Kedua, harga makanan serta barang-barang kebutuhan sehari-hari dipatok dengan harga yang mahal.
Satu sabun batangan, harganya bisa 20 ribu.
MAHAL BANGET, BANGSAT.
Dan enggak akan merubah warna kulit, ataupun bikin diri gue jadi ganteng juga. Bedebah.
Tapi harus diakui, bahwa orang-orang di sini jauh lebih ramah, bila dibandingkan dengan orang Mesir. Cara bicaranya, lalu penampilan orang-orang sini yang lebih necis, dan udah enggak ada lagi tuh, gue mendengar suara klakson mobil yang asal-asalan. Ini masih sepuluh hari ya. Enggak tau deh, kalau ke depannya nanti akan seperti apa.
Perjalanan dari Mesir kemarin, gue menemui beberapa hambatan. Salah satunya adalah soal tiket.
Jadi, awal gue mendaftar kuliah di sini, gue tidak mengatakan bahwa gue akan berangkat dari Mesir. Bahkan teman-teman gue yang ada di Mesir pun, enggak ada yang gue kabarkan tentang hal ini. Gue berniat akan merubah kepribadian saat gue berada di sini, jadi citra yang gue buat sudah lumayan bagus di awal.
Mereka, para calon mahasiswa baru, yang berangkat dari Indonesia telah memesan tiket. Karena mereka hanya membeli tiket berangkat saja, gue pun melakukan hal yang sama. Dan harganya pun lebih murah. Ya wajar juga sih, karena gue membelinya dari Mesir ke Jordan.
Beberapa hari setelahnya, Calling Letter dari KBRI Jordan telah dibagikan di grup whatsapp. Nama-nama yang keluar, langsung mengurus visa di kedutaan Jordan yang berada di Jakarta. Begitu pun dengan diri gue yang langsung berangkat ke kedutaan Jordan yang berada di Kairo.
Ternyata pengurusan visa Jordan di kedutaannya yang berada di Kairo, berbeda dengan teman-teman gue di Jakarta. Saat mereka datang ke kedutaan, dan menyerahkan calling letter, paspor mereka langsung di cap dengan visa Jordan. Sedangkan gue, malah di cap di kening.
Enggak deng.
Enggak lucu, asu.
Saat gue datang, penjaga yang bertugas menjaga di pintu depan pun kaget, karena ada orang Asia yang datang. Muka gue biasanya dianggap orang India sih, bukan Indonesia. Karena biasanya yang datang, pasti orang-orang Mesir. Lalu saat berbicara dengan penjaga loketnya, gue disuruh untuk mengajukan visa secara online. Kenapa, beda gini dah, anjir.
Nah, dari sini lah semuanya terbongkar.
Gue baru mengaku bahwa diri gue berada di Mesir, dan butuh arahan tentang visa. Ternyata, banyak pilihan yang bisa diambil. Melalui online, seperti mbak-mbak penjaga loket itu katakan, atau dengan melalui situs Jordan Pass, atau pilihan terakhir yaitu visa on Arrival.
Saat gue mencari informasi tentang visa ke Jordan, gue memilih untuk menggunakan Jordan Pass. Karena website yang diarahkan oleh mbak-mbak penjaga enggak bisa di akses. Dan banyak orang juga yang bercerita, kalau mereka menggunakan Jordan Pass saat berlibur ke Jordan.
Tapi, setelah gue berbicara dengan kenalan gue yang berada di sini, ternyata gue bisa menggunakan Visa on Arrival. Dan harganya pun lebih murah, dibandingkan dengan Jordan Pass. Setelah gue teliti lagi, alasan para traveler menggunakan Jordan pass adalah visa dari Jordan pass ini bisa digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Jordan tanpa harus mengeluarkan uang lagi.
Lah, kan gue di sana untuk belajar. Engga mungkin, saat baru datang langsung pergi jalan-jalan. Jadilah gue memilih visa on Arrival.
Tapi baru tiga hari, gue udah diajak jalan ke tempat wisata bernama Jaresh serta Citadel. Bgst.


Tiket: Check
Visa: Check
Tinggal berangkat aja nih.
Gue sengaja memesan tiket yang bertepatan dengan sampainya teman-teman gue para calon mahasiswa baru di bandara Jordan. Biar mempermudah penjemputan oleh panitia.
Saat check in, ternyata tiket gue dipemasalahkan, karena tidak memiliki tiket balik. Bingung? Pasti. Saat pertama kali ke Mesir pun, gue juga hanya membeli tiket berangkat saja. Toh, memang tujuannya untuk kuliah. Lalu, kenapa ada hal semacam ini?
Percayalah, berdebat dengan orang Mesir itu lebih capek. Meskipun gue enggak tau juga sih, bapak penjaga ini adalah orang Mesir atau bukan. Jarum jam sudah menunjukkan angka 8, sedangkan jadwal keberangkatan gue jam 9. Dan gue masih berdebat soal tiket, sedangkan barang-barang gue pun belum masuk ke pesawat.
KEREN!
Akhirnya, setelah melihat wajah melas gue, si bapak penjaga ini pun tetap melarang gue untuk naik pesawat. Karena enggak memiliki tiket balik.Dan gue enggak jadi berangkat di pagi itu. Dan harus keluar bandara, dan menemui teman-teman, serta adek gue. Lagi. Padahal mah udah foto bareng, terus sekarang ketemu lagi.
Malu.
Padahal biasanya lebih sering bikin malu.

 

Setelah mengurus sana-sini, jadilah gue berangkat jam 7 malam di hari yang sama. Yang paling mengganggu di keberangkatan ini adalah jam tidur gue. Di malam sebelumnya gue enggak tidur, karena jadwal pesawat gue di jam 9 pagi. Lalu setelahnya, gue takut untuk tidur, karena khawatir diri gue enggak bangun.
Tapi, hey! Gue udah sampai di Jordan.
Meskipun, setelah keluar dari bandara Jordan, gue disambut dengan guyuran hujan yang deras. Di Mesir, enggak pernah tuh sederas ini. Udaranya semakin dingin, dan menusuk kulit gue yang seperti bayi ini.
Bayi badak.
Apakah kalian berminat ke Jordan juga?
Kalau iya, gue mau nitip bumbu masak ya!

Terima kasih Mesir untuk segala pengalamannya yang menjadikan diri gue seperti sekarang ini. Sampai berjumpa kembali.

7 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Ini saya bingung dengan kegiatan kuliahmu. Di Mesir itu kuliah apaan? Kok pindah lagi ke Jordan? Hahaha.

    Bakal banyak tempat wisata yang dikunjungi nih kayaknya.

    ReplyDelete
  2. Sama kayak pertanyaan Hapudin di atas. Lu di Mesir kuliah apaan, Ji? Kok tau-tau pindah kuliah ke Jordan? Sungguh enggak ngerti gue. Tolong jelaskan ya. Hahahaha.

    ReplyDelete
  3. Belum menginformasikan keselesai-studian di Mesir, kini loncat ke Jordan untuk kuliah. Pakah moving class nya antar negara?

    ReplyDelete
  4. Ji, pake sabun bukan biar mengubah warna kulit melainkan biar wangi dan bersih. Kalau mau ubah warna kulit mah siram air mendidih aja. Hahaha

    Btw yang nanggung tiketnya siapa tuh kalau penerbangan lu ditunda kayak gitu?

    ReplyDelete
  5. wuah Mesir meninggalkan kenangan~
    ditunggu lanjutan ceritanya di Jordan ya kak

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Ads

Ads