Kesalahan yang sering dilakukan


Ternyata selama ini gue salah jalan untuk menyikapi segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Terkadang gue terlalu memikirkan hal terlalu jauh, sampai tidak melakukan apa-apa. Mungkin bahasa lainnya adalah gue ini tipikal manusia yang senang menyibukkan diri dengan membuat berbagai banyak planning untuk dilakukan, tapi kerjaannya malah tidur-tiduran dan main game Mobile Legend. Banyak bacot, tapi nihil kerja.

https://list.ly

Setiap bangun pagi yang gue lakukan adalah harus mengerjakan kegiatan A di pagi hari, kemudian dilanjutkan kegiatan B, C dan seterusnya, tapi kenyataannya enggak seperti itu. Bodoh ya?
Terlalu sering aktif di sosial media, membuat diri gue lupa untuk mengharagai diri sendiri. Lebih sering membandingkan diri gue dengan orang lain, sering merasa iri karena orang lain yang seusia dengan gue telah buanyak memiliki berbagai hal yang bisa dibanggakan. Sedangkan gue malah mirip lengkuas dalam kuah rendang. Bentuknya mirip seperti rendang, tapi ketika di makan auto dimuntahin. Gimana, analoginya nyambung enggak? Enggak kan ya? Oke sip.
 Ketika sudah seperti ini yang biasa gue lakukan adalah dengan membayangkan ketika gue masih jadi santri di pondok pesantren dulu. Yang hidupnya selalu dibawah bayang-bayang ketakutan ketika melakukan kesalahan dan ketahuan oleh bagian keamanan. Tapi walaupun seperti itu, gue tetep bahagia. Enggak seperti saat ini, yang hidupnya selalu khawatir dengan masa depan yang sejatinya belum terjadi.
Gue selalu bertanya, tujuan gue hidup ini sebenernya apa sih? Kenapa selalu khawatir dengan hal-hal yang belum terjadi. Karena terlalu khawatir, gue malah lupa untuk memperbanyak doa kepada Allah untuk diberikan kekuatan dalam menghadapi masalah.
Gue masih inget dengan ustadz pengajar Hadits ketika di pondok dulu. Beliau sangat kejam ketika mengajar, kalau menemukan muridnya mengantuk, beliau dengan langkah yang terburu-buru akan menuju meja muridnya, kemudian menendang meja muridnya tersebut. Apakah sampai disitu saja? Oh belum. Beliau akan menggetok kepala muridnya yang mengantuk itu dengan kitab bulughul maram. Mancing mania? MANTAP!
Di salah satu pelajarannya, gue jadi inget dengan Hadits yang artinya seperti ini,
Barang siapa yang ketika bangun tidurnya dan yang difikirannya hanya dunia sehingga seolah dia tidak melihat hak Allah, maka Allah akan menanamkan 4 penyakit dalam hatinya:

Kebingunguan yang tiada putus-putusnya
Kesibukan yang tidak ada ujungnya
Kebutuhan yang tidak pernah tercukupi
Khayalan yang tidak pernah berujung
Sepertinya sekarang gue mulai tau apa yang harus gue perbuat. Gue terlalu khawatir dengan hal-hal duniawi sampai melupakan Allah. Gue terlalu iri karena takut tidak bisa sesukses temen-temen seusia gue, di usia yang gue yang kebanyakan sudah mendapatkan pekerjaan serta membangun rumah tangga, gue disini malah masih sibuk dengan kuliah. Seharusnya segala sesuatu yang dikerjakan itu, ya harus dengan meminta pertolongan-Nya.  Bener enggak?
Kalau lu sendiri pernah mengalami rasa khawatir terhadap masa depan juga enggak? Punya tips lain?

18 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. tapi belajar dari kesalahan itu lebih baik daripada belajar dari kebenaran karena jika seseorang merasa benar terus, maka dia tidak akan pernah benar

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga bisa menemukan jalan yang benar juga

      Delete
    2. setuju sama maschun, harus sadar kesalahan sendiri, jangan terlalu keras kepala

      Delete
  2. I feel you pak.

    I was in, I am in, and maybe I will in that position. Mungkin emang udah fasenya kali ya sebagai mahasiswa di ujung tanduk. Apalagi habis ini?

    Ketika di fase itu gue sampai ngomong sama diri sendiri (literally ngomong kayak ngobrol sama orang), sampe guling-guling ketawa nangis geje. Siapa gue untuk dunia ini? Karena saat itu gue merasa takdir gue adalah dilahirkan untuk merubah dunia. Hahahaha.

    Apaan dah. Ternyata ada setan di otak yang menjadikannya complicated. Gue lupa bersyukur itu aja. Gue lalai melihat kasih sayang Allah yang kecil-kecil tersembunyi kayak kuaci. Gue memperhitungkan dari segi duniawi, duit, materi.

    Gue lupa betapa sederhananya menjadi bahagia...bukan dengan membahagiakan diri gue sendiri, tapi dengan kasih kebahagiaan kecil untuk orang lain.

    AHELAH CERAMAH.

    Wwkwkwkwkkwwkwkwkwkkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkw.

    Pejamkan mata, tarik napas, pikiriin hal-hal yang belum disyukuri hari ini. Ea.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ternyata ada yang ngalamin hal yang sama juga ya *toss

      tarik napas, hembuskan.
      pasti kuat ngejalanin ini semua, walaupun banyak drama-dramanya.
      semangatt!!

      Delete
  3. Sejujurnya saya sedang ada di fase itu sekarang, fase setelah lulus kuliah .. Merasa terlalu khawatir dan terkadang bingung untuk bertindak yang pada akhirnya malah tidak melakukan apa-apa. Inipun masih cari cara untuk lebih enjoy. Jadi belum bisa kasih tips hehe.

    Intinya memang harus selalu ingat kepada-Nya dan tentu disertai usaha dari diri sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. *toss

      iya, jangan lupa banyak bersyukur dan berdoa. serta kurangi rasa khawatir terhadap hal-hal yang belum terjadi.

      Delete
  4. Masa ketika nggak tau tujuan itu kayaknya emang paling bagus buat introspeksi. Berarti kita sadar, kan, kalau ada yang salah dengan hidup yang lagi dijalani. Mesti perbaiki bagian apa nih. Ya, seperti yang lu tulis, Zi. Pengin benerin akhiratnya, demi nggak gamang akan dunia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener. harus intropeksi diri.
      tapi jangan terlalu lama intropeksi diri dan malah enggak ada usaha untuk menghilangkan rasa khawatir tersebut.

      Delete
  5. Emang benar itu, kalau kata Ayah saya percuma kita di dunia bahagia kalau akhiratnya sengasara. Makanya kita perlu tujuan yg sbnrnya gak perlu kita perumit, dengan cara bersyukur itu udah cukup. Kalau menurut saya sih ya, patokan sukses itu bukan liat dari orang lain, tapi liat diri kita sebelumnya kalau kita berhasil lebih baik dari sebelumnya berarti kita udah sukses. Itu kalau saya. Btw udah lama bgt gak singgah ke blog ini. Hehehe

    ReplyDelete
  6. Kalo menurut saya, tujuan hidup kita ya itu, untuk menjawab pertanyaan : untuk apa kita hidup, hehehe. Sampai sekarang saya belum dapat jawaban pastinya. Tapi saya sudah punya "jawaban sementara" yang menjadi target jangka pendek bagi saya saat ini.

    Sejak kuliah di luar negeri, waktu saya main socmed berkurang jauh, bahkan frekuensi nulis blog pun jadi berkurang. Ide sebenarnya banyak, tapi gak ada waktu untuk nulisnya. Mungkin kamu juga harus lebih memanfaatkan waktu kamu di sana untuk bereksplorasi dan bersosialisasi dengan orang-orang lokal. Kamu gak akan selamanya di negara sana, betul gak? Jadi hargailah waktumu, jangan dibuang2 untuk main Mobile Legend hehehe.

    Temen saya ada yang punya penyakit ini, dan memang susah sembuhnya. DItambah lagi, kondisi psikologis yang tidak baik juga dapat memicu penyakit-penyakit fisiologis lain seperti gangguan pencernaan dan lain-lain. Baguslah kalo sang penulis mampu mencurahkan kekurangannya menjadi sebuah karya yang indah seperti ini.

    Btw beberapa hari ini saya lagi gak bisa ngepost link di grup BE, kalo ada waktu, nanti main-main ke blog saya juga ya =)

    ReplyDelete
  7. 4 penyakit hati itu ternyata banyak dialami orang di sekitar gue juga. Dampaknya mengerikan.Ada yang membuatnya jadi monster nbagi orang lain dan keluarganya. Gak punya arah tujuan hidup dengan benar, mikirnya duniawi mulu. Merasa cukup dengan solat dan ngaji namun gak ikut majlis taklim agar bisa tambah ilmu agama. Bawaan gak bisa jaga lisan akibatnya dibenci orang.
    Hal demikian nimpa orang yang gak punya arah dan ngabaiin hak Allah berikut diri sendiri.
    Gue gak pengen kayak gitu, namun gue masih harus nata diri agar gak tergelincir, lupain hak untuk Allah. Ibadah dan hal lainnya!
    Fase hidup seseorang untuk gelisah bisa nimpa siapa saja. Namun yakinlah kita akan beroleh jalan dengan ikhtiar. Oke, jangan ngedekem untuk main gim mulu. ADa banyak peluang di mana-mana. Perbanyak silaturahmi dan jangan lupa melihat ke bawah. Dunia media sosial kadang menggelincirkan kita untuk melihat ke atas. Namun ada teman curhat yang bisa bikin gue melihat ke bawah.
    Semangat.

    ReplyDelete
  8. ya Allah tulisan lo ini mewakili gue banget, gue banyak plan ini itu tapi kerjaan nya cuma nonton drama seharian, sering gue khawatir sama masa depan, tapi habis khawatir gue lanjut nonton drama lagi, gimana nih :(

    gue sendiri juga bingung, mimpi tinggi tapi malas juga tinggi.

    ReplyDelete
  9. Lg nyari sinopsi buku mahasantri eh malah liat blog ini. Niceeeeeee. Emejing..

    ReplyDelete
  10. Kadang ketakutan yang kita rasakan emang terlalu berlebihan.
    Sampai2 kadang kita lupa caranya membuat diri kita bahagia, hehehe.
    Let it flow aja kali ya.
    Berdoa, berusaha dan serahkan semua pada Yang Kuasa :)

    ReplyDelete
  11. waduu, pembahasan serius nih. tp klo nanya nya ke gue, dijamin anda tida akan mndapat solusi. Muahahaa.
    Yaa.. gue jg pasti sih, sbgai manusia, prnah jg merasakan hal sprti ini. Kalo gue lebih ke takut untuk bermimpi, atau trlalu bnyak perencanaan. yg ada d pikiran gue ktika bermimpi kdpannya mau gmn, psti kpikiran lg bgini, 'nanti sesuai gak ya sm keinginan dn rencana kita?' krna emg manusia bisa berencana, tp tetep, Allah yg mnentukan. Hmm, jd gmn yak? Gue jg bingung sih. Ngerencanain sesuatu sih psti, cuman trkadang let it flow aja, jalan yg Allah kasih bgaimana. Huehee. Halah, ribet bner nyusun kata2nya. Gtula pokoknya. wkwkw

    ReplyDelete
  12. Kelemahan diri sendiri paling besar itu rasa kekhawatiran yang berlebihan ... belum2 udah khawatir,padahal belum dipraktekin kira2 mampu ngganya.

    Dulu aku juga begitu,punya kekhawatiran atau cemas cukup tinggi sebelum ngerjain sesuatu,takut ngga mampu.
    Tapi syukurlah sekarang udah lebih mampu mengusir kekhawatiran penghambat langkah seperti itu.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Ads

Ads