Perempuan asing

Enggak tau kenapa, sifat gugup gue setiap bertemu dengan perempuan muncul lagi. Padahal gue kira, sifat gugup ini udah gue kubur dalam-dalam sejak empat tahun yang lalu. Ternyata, masih ada sisa-sisa yang tertinggal.
Di Mesir, perlahan sifat ini sudah mulai hilang pelan-pelan. Gue sudah enggak gugup ketika bertemu dengan perempuan. Sudah enggak kejang-kejang setiap pandangan mata gue bertemu dengan mereka. Pokoknya lancar-lancar aja gitu. Engga sampai ke titik ketika ditanya,
‘Eta saha?’
‘AING MAUUNG’
https://i.ytimg.com
Enggak. Enggak sampai kesurupan. Gue juga ga paham bahasa sunda.
Tapi ketika awal-awal liburan, sifat itu kembali lagi. Di Indomarket yang sedang sepi pembeli, ketika gue ingin membayarkan barang yang akan gue beli, tiba-tiba punggung serta jidat gue mengeluarkan keringet saat  bertemu dengan kasirnya. Padahal pendingin ruangannya nyala. Dan kasirnya pun bersikap biasa aja. Enggak godain gue juga. Emang gue nya yang telat puber sih ya, jadinya kayak gini. Ketemu sama perempuan, gugup. Ketemu sebentar, keringet dingin. Untung aja saat ketemu perempuan, gue enggak sampai teriak-teriak ‘AIING MAUUUNG’.
Dan mungkin cerita ini merupakan kisah pertama kali gue bertemu dengan perempuan asing yang gue ajak obrol sepanjang perjalanan dari Jogja menuju Jakarta. Gue sering naik transportasi umum, tapi baru kali ini bisa ngobrol lancar dengan orang asing. Apalagi sama perempuan.
Entah suatu keberuntungan atau kesialan, ketika mendapati tempat duduk yang tertera di tiket diduduki oleh perempuan. Bukan satu. Tapi tiga. Dua didepan serta satu disamping gue.
‘Eh, masnya duduk disamping jendela kan ya?’
‘Oh engga usah, mbak. Mbak duduk disitu aja’
Gue enggak mau terlihat cupu. Gue masih enggak bisa membayangkan kalau gue duduk dipojok, kemudian sekelilingnya para perempuan yang enggak gue kenal. Muka gue bakalan memerah? Enggak tau sih ya, kulit gue kan sawo mateng, kalau beneran berubah kayaknya agak enggak mungkin juga kan.
Kalau beneran berubah, jadi mirip tomat kali ya, bentuk muka bunder gini.
Empat jam perjalanan, gue masih sibuk dengan diri sendiri. Sibuk membuka berbagai aplikasi yang padahal mah enggak ada yang menghubungi gue juga. Main game, sinyalnya ilang-ilangan. Mau nonton pertandingan Indonesia melawan Vietnam, hanya berakhir dengan baca komenan orang-orang, dan videonya enggak menyala sama sekali.
Didepan gue ada dua perempuan, yang menurut gue masih anak SMA atau mahasiswa baru. Gue enggak tau juga. Yang gue tau setelah memperhatikan mereka, mereka saling kenal, bahkan masih ada beberapa temannya yang duduk dibelakang bangku mereka. Gue sama sekali enggak bertanya kepada mereka, karena mereka pun sibuk dengan dunianya sendiri. Lebih suka memperhatikan layar kecil yang dipegang oleh kedua tangannya. Terkadang jari-jarinya bergerak di layar, terkadang pula tertawa bersamaan dengan kencang, dan sesekali teriak-teriak ke arah temannya yang duduk di bangku belakang mereka sambil berdiri di bangku mereka.
Tapi ketika pemeriksaan tiket oleh petugas, tawa mereka menghilang. Digantikan oleh raut wajah mereka yang panik, serta kata-kata ‘mutiara’ yang keluar dari mulut mereka.
‘Tiket sama elu kan?’
‘Tadi kan sama elu, nyet. Gue engga dikasih apa-apa’
‘Yang bener lu, setan! Gue tabok lu kalo boong’
https://i.ytimg.com
Satu dari mereka jongkok dibawah. Nungging tepatnya. Berusaha mencari tiket dibawah tempat duduk. Yang satunya lagi mengambil tas yang berada diatas tempat duduk. Bongkar-bongkar, enggak ketemu juga. Wajah mereka mulai panik, setelah sadar bahwa sebentar lagi giliran meraka yang akan diperiksa oleh petugas.
Rasanya ingin gue bisikin kedua orang ini,
‘Mampus. Makanya kalo ketawa jangan muncrat-muncrat, su’
‘Kalo ngomong, santai aja engga usah sampe bediri di bangku’
GIla. Jahat banget gue.
Raut wajah panik mereka hilang, setelah petugas menyuruh mereka menunjukan identitas mereka tanpa tiketnya. Ya tiketnya hilang, gimana mau nunjukin? Setelah petugas pergi, mereka kembali seperti semula. Teriak-teriak.
Harapan gue agar mereka berhenti bicara, akhirnya tercapai. Ketika mereka memasang headset di hapenya. Tapi, wajah senang gue menghilang setelah musik yang mereka nyalakan terlalu keras, sehingga sampai terdengar oleh sekitarnya. Sial L
Setelah capek tidur, dan melihat dua orang didepan gue telah pergi entah kemana, barulah gue bisa leluasa mengajak ngobrol perempuan yang duduk disamping gue.
Ternyata dia sedang melanjutkan kuliah S2 nya di Jogja. Double degree. Satunya di UGM dengan jalur beasiswa, dan satu lagi di UII. Gue kagum loh, ada perempuan yang seperti ini, yang masih asik menikmati perkuliahan. Ketika gue tanya lebih lanjut, ternyata dia sempat mengikuti ujian untuk masuk ke kampus gue, tapi belum lulus.
Yang gue nikmati dari obrolan dengan perempuan ini karena gue dapet pencerahan dari sudut pandang baru.
‘Kamu lanjut S2 di Inggris aja nanti’
‘Sekarang fokus aja belajarnya, nanti setelah lulus kamu bisa mengambil kelas untuk jadi hakim’
‘Atau engga kamu buka konsultan aja’
‘Nikah bukan ajang lomba cepet-cepetan kok’
‘Suami saya sekarang S2 di Amerika. Saya engga mau kalah lah, makanya saya juga ambil S2. Walaupun didalam negri. Hehe’
‘Dunia kerja itu ribet. Lebih baik kamu latih skill kamu, mumpung masih kuliah’
‘Dua cewe yang duduk didepan kita, kenapa enggak di usir aja ya sama petugasnya tadi. Hahaha’
Ternyata hal yang gue takuti, ngobrol dengan orang asing terutama perempuan, engga seburuk yang gue bayangkan. Buktinya gue malah mendapatkan gambaran prospek pekerjaan dari jurusan yang gue ambil sekarang. Walaupun nantinya engga ada jaminannya juga sih, tapi seengaknya gue perlahan ada gambaran. Bego ya, masa kuliah tapi enggak tau prospek pekerjaannya nanti? Karena orangtua gue selalu berkata kepada anak-anaknya,
‘Enggak usah takut. Urusan jodoh, rezeki, mati, udah ada yang ngatur. Fokus kerjain apa yang kamu hadapi saat ini, jangan lupa berdoa ya’
Tapi asli sih, mungkin ini pengalaman pertama yang akan selalu terkenang. Ternyata apa yang gue takuti, enggak seseram dengan yang gue gambarkan di kepala. Bicara dengan orang asing itu ternyata cukup menyenangkan, ya selama nyambung aja sih. Ah, tau gitu udah gue praktekin dari tahun-tahun sebelumnya.
Sekian curhatannya.
Oh.
Dan dua perempuan yang duduk didepan gue, mucul kembali. Bahkan sepertinya, obrolan mereka akan lebih kencang serta lebih muncrat-muncrat karena mereka baru saja selesai makan. Oke siap. Harus bisa menahan diri, untuk enggak berkata kasar kepada dua makhluk itu J
hasu

36 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Saking nyebelinnya apa itu 2 cewek di depan lu, Zi? Sampai-sampai yang duduk di sebelah lu juga ngerasa risih. :|

    Asyiklah, berarti besok-besok mulai lancar nih kalau ngobrol sama orang asing lagi. :)

    ReplyDelete
  2. ((TELAT PUBER))

    Kayaknya kamu harus banyak dihadapkan dengan para perawan lucah deh. Biar skillmu terasah. Eh tapi bagus sih akhirnya bisa ngalamin pengalaman menyenangkan dan berfaedah ngobrol sama orang asing. Cewek pula :D

    Mhuahahahaha. Dua cewek itu ngeganggu ya. Aku jadi ngerasa kayak mereka sih. Kalau ketawa suka muncrat-muncrat. Maksudnya, ketawanya ngakak banget nggak bisa dijaga gitu. Waktu kopdar sama Yogaesce kemarin, aku ngakak sambil mukul-mukul meja terus Yoga bilang jangan keras-keras ketawanya soalnya diliatin ibu-ibu di depan. Huhuhuhuhu. Aku bikin malu aja :(

    Eh tapi aku suka sih nyapa orang asing. Maksudnya gimana ya, aku suka bertingkah malu-maluin di tempat yang banyak orang asingnya. Misalnya kayak lagi di mall, ada event Oppo ada badutnya lagi joget-joget, yaudah aku joget aja. Atau minta foto sama peserta acara hip hop gitu. Aku mikirnya ketemu cuma sekali itu aja dan nggak bakal ketemu lagi jadi yaudah bertingkah malu-maluin aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. perawan lucah tuh apa,ca?

      wah. ternyata ada yg lebih parah ya.

      gue mikirnya sama kyak lu, ga bkalan ketemu lagi. tapi ga sampe joget'' juga sih, ca

      Delete
  3. Gua termasuk salah seorang yang menikmati bepergian sendirian, salah satunya adalah supaya bisa mendapatkan teman baru di perjalanan. Gua pernah kenalan sama cewe Jepang yang duduk di sebelah gua di pesawat. Gua gak bisa Bahasa Jepang, dia gak bisa Bahasa Inggris, akhirnya kita malah ngobrolnya pake Bahasa Mandarin, hahaha

    ReplyDelete
  4. ngobrol dengan orang asing itu kadang mengasikkan loh, dan juga melatih kita buat survive, kok bisa? ya, kejadian ini pas gue jalan sendirian naik krl dari pondok aren ke tanah abang, gue kemaleman disana, y gue juga bukan penduduk asli jakarta, celingak celingukan g akan bikin gue bertahan hidup :v akhirnya saat itu gue dapat banyak pengalaman bisa tau banyak hal. intinya sih jangan takut dan explore terus hal2 di sekitar kita, nice post gan.

    btw mampir ke blog gue yuk

    allaboutnaufal.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, gan. pokoknya ga boleh takut sebelum mencoba.

      Delete
  5. sering banget dapet orang yg nyebelin di public transport sih. btw kapan ya kita ketemu ahahaha

    ReplyDelete
  6. aku juga punya sifat gugup ko kalo ketemu wanitah.
    tapi kalo udah kenal lama sekitar 30 menit gitu, aku ga bakal gugup lagi.
    tapi yang jadi permasalahan adalah aku paling ga bisa memulai pembicaraan sama orang asing.
    Apalagi sama ciwi-ciwi ah udah deg-degan aja rasanya :(

    anywai, selamat ya udah ketemu ciwi asing.. keahlian kamu menghilangkan rasa gugup pasti jadi semakin terasah

    ReplyDelete
    Replies
    1. trnyata ada juga yg masih gugup ketemu cewe juga ya.
      *toss

      semoga ya. hahah

      Delete
  7. kalo aku malah yg tipe gasuka di ajak ngobrol di kendaraan umum.
    pokoknya pasang headset pura-pura budeg aja, hahaha.
    ngga tau kenapa anaknya ngga tau musti ngmg aja sm orang asik, jd ya gitu, mending gausah ngomong sekalian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. tipenya yg pendiem gitu ya.
      klo diajak ngobrol, bkalan tetep diem juga?

      Delete
  8. Waah fauzi dari dulu sifatnya gak berubah ya, masih suka gugup klu ngobrol sama perempuan hehe... tp sebenarnya sifat yang bagus buat dipelihara lho... nanti ada saatnya gak perlu malu2 lagi ngobro sama perempuan asing. Tp yaa ngeselin juga ya kalau ketemu teman jalan yang ribet banget kayak yg lo ceritain di atas n salut sama perempuan yang berani lo ajak ngobrol gitu. Kuliah S2 di dua kampus besar, sekalipun cuma dalam negeri tp itu aja udah keren banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha. ampun, ka.

      bawaannya pengen gue teriakin sih sbnernya, pas liat dua orang itu

      Delete
  9. Gugup itu hal biasa
    Karena itu juga muncul di saya
    Ketika mata orang asing mengarah ke mata
    Dimana saat itu aku sedang melihatnya....

    :)

    ReplyDelete
  10. Kalau aku sendirian gitu ngobrol sama orang asing saat perjalanan nggak seberapa sering. Aku biasanya malah tidur, soalnya nggak pandai nyari bahan obrolan.
    Tapi kalau misal dalam perjalanan itu ada temenku juga, orang asing yang duduk sama kita biasanya kita ajak ngobrol juga kayak kemarin.

    ReplyDelete
  11. Kalo nyambung sih enak, tapi kalo ngajak ngobrol terus awkward, sama aja bunuh diri. Mendingan diam di pojok. Menikmati kesendirian. Di temani lagu-lagu slow. Frustasi. Bunuh diri. Ngga, ngga gitu. Intinya, kalo mau ngajak cewek kenalan atau ngobrol sih butuh nyali besar sama keadaan yang pas~

    ReplyDelete
    Replies
    1. ehe.
      iya juga sih. klo ga nyambung, rasanya pengen buru'' sampe d tempat tujuan aja sih.

      Delete
  12. yeay!

    wah, kyaknya sih bner bisa ningkatin kepercayaan diri. walaupun ga bnyak, snggaknya meningkat lah

    ReplyDelete
  13. HAI FAUZI!!

    Aduh itu penyakit tahunan belum sembuh juga ya? Hahaha..tapi nggak papa lah, orang mah beda beda. Yang penting sekarang sudah ada perubahan signifikan dalam hidupmu, yaitu bisa ngomong sama orang asing yang berlainan jenis.

    Gue pikir kali ini bakal bernuansa romance gitu eh ternyata mbaknya udah punya suami di Amerika. Lain kali coba lagi Zi. hehehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ehe ehe ehe
      senggaknya ada peningkatan lah ya

      siapp!!

      Delete
  14. Cie telat puber. Awet muda dong! Wkwkw

    Pengalaman yg sangat luar biasa bisa dibilang ya. Ngajak ngobrol orang asing, apalagi cewek itu butuh mental baja bro. Klo dikacangin kan rasanya sakit, klo doi respek itu keberuntungan. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. seharusnya gitu. tapi muka gue boros kayaknya.

      untung ga dikacangin ya

      Delete
  15. BANGKEEEEE.
    TELAT PUBER.

    kayaknya baru ini deh mampir ke blognya fauzi..
    kok about fauzinya lucu ya :))
    (((BISA NAKSIR)))

    ReplyDelete
  16. santai aja zi kalo diajak ngobrol cewek, lagian itu ceweknya juga ternyata sudah punya suami :')

    ReplyDelete
  17. ya allah itu pertandingan MMAnya kelas apa ya?
    J nya kok gak diterusin mas? hehe

    ReplyDelete
  18. RUpanya kebiasaanmu bisa hilang juga, ya Zi. Akhirnya. Ya aku pikir, dirimu bakalan takut terus ngobrol dengan orang yang baru dikenal.

    Kalo aku sih, sebenarnya rada takut juga, tapi lihat kondisi juga, sih. Jika dilihat orangnya ramah, aku akan ngobrol, tapi kalo nggak, ya aku mending diam.

    Btw, ini kecoa bisa dihilangin gak? Pengen berkata kasar, nih.

    KECOANYA JANGAN GERAK-GERAK woy!!!

    ReplyDelete
  19. Lah, itu namanya takdir. Hahahhaa....
    Dijejelin perempuan, sekaligus 3 dari jogja ke jakarta. Supaya belajar berani lagi sama perempuan... gak gugupan.
    Aku juga nervous sih kalo ketemu ketemu cowok. Lebih sering liat ke bawah daripada liat matanya saat ngobrol. Sering disangka sombong, gak sopan... tapi gimana yah, bawaannya nervous mulu... malu :(

    ReplyDelete
  20. gw pikir awalnya lu akhirnya berani ngobrol sama cewek disebelah lu, trus lama2 jadi asik, akhirnya tukeran nomor wasap, dan citcat sampe sekarang. taunya uda punya suami. untung lu gk gombal macam2 zi hehehe.

    enak juga si ngobrol sama stranger, jadi bisa tuker2 cerita or pengalaman.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Ads

Ads