Kairo telah selesai dengan
musim dinginnya. Orang-orang disini juga lebih memilih untuk memakai pakaian
dengan warna cerah, seperti warna merah, biru. Mereka menghindari warna hitam,
karena warna itu menyerap cahaya matahari, yang akan membuat badan mereka
berkeringat di siang hari. Walaupun ada sebagian pula dari mereka yang tetap keukuh mengenakan kaus berwarna hitam. Sama
seperti partner lari saya saat ini.
Pagi ini saya mengenakan sepatu
Nike khusus marathon, serta training
panjang berbahan parasut, dan tentu saja jersey
dari kesebelasan Liverpool, tim bola favorit saya. Tim yang kemarin menang
melawan kesebelasan Jerman, padahal sebelumnya telah tertinggal terlebih dahulu
tapi pada akhir pertandingan saya bisa tersenyum bahagia.
Kamu tidak paham bola?
Coba lah, sesekali tonton acara
olahraga itu. Dan kamu akan sama bahagia layaknyai saya, jika tim favorit kamu
menang melawan tim lainnya.
Disamping saya sudah ada gadis
manis. Rambutnya ditutup dengan krudung berwarna abu-abu, serta memakai pakaian
serba hitam. Tangannya memegangi botol air mineral yang saya beli di toko
samping jalan raya. Mukanya merah, mungkin masih capek setelah lari tadi. Tapi,
coba kamu liat senyumannya.
Ah, manis sekali.
Saya bahagia bisa melihat
senyumannya.
Nama gadis itu Gita.
**
Sore ini, aku sedang ingin
bersama laki-laki yang entah karena apa, membuat diriku nyaman untuk duduk
berdua bersamanya. Kaki kecil ku, melangkah lebih cepat menuju tempat yang telah
kita janjikan, usai lari pagi tadi.
Petikan gitar mengalun dengan menenangkan
di kedua telinga. Playlist sore ini adalah lagu-lagu dari Payung teduh. Beberapa
kali, jari ku membenarkan letak headset yang mengantung di kedua telinga. Dibalik
krudung berwarna hijau ini, terdengar merdu suara Is, vokalis dari Payung
teduh.
Pria itu telah duduk di kursi plastik
berwarna putih. Didepannya ada segelas jus berwarna hijau, yang bisa ku tebak
bahwa itu adalah jus melon. Dia sempat bercerita, bahwa dengan minum jus melon,
rasa rindu kepada ibunya bisa sedikit berkurang. Disampingnya terdapat
sebungkus rokok Malboro berwarna merah serta pemantik berwarna silver.
“Kamu wangi sekali sore ini”
katanya sambil tersenyum.
“Tapi kamu suka kan?” Rayu ku.
Ah, aku suka dengan pria ini.
Dulu, ketika tangannya
memegangi jari-jariku yang kecil, aku tidak merasakan degup jantung yang
berdebar-debar, layaknya cerita Rahma -teman kamarku- kepadaku dua hari yang
lalu. Rasanya berbeda.
Hmm…
Seperti, ada seseorang yang
akan selalu menjagaku.
Aku bahagia karena memiliki
pria yang bisa diandalakan seperti dirinya.
Nama pria itu Reka.
**
Kalau kamu.
Kamu bahagia karena apa?
Tags:
Cerpen
Berarti dia itu bahagia karena merasakan cinta kak? atau apa?
ReplyDeleteBahagia itu sederhana, tergantung perasaan masing-masing.
salam kenal kak, masih pemula ini butuh banyak belajar juga.
Bahagia karena ada salah satu cita-cita yang udah kecapai huh rasanya warbyazaaa :')
ReplyDeletemany things can make you happy... for me, i am really happy when plays with cat :)
ReplyDeleteIni keseluruhannya fikis, Ji?
ReplyDeleteYang bagian atas juga fiksi? Aciyeeee
Kamu bahagia karena apa? Kalo aku bahagia kalo ditraktir makan nasi padang pake dendeng balado. Wuiiih bahagia banget.
gagal paham kirain lu maho -___-
ReplyDeleteanyway di kairo ada musim dingin juga ? baru tahu guee.. gue fikir hanya musim panas dan panas sekali.
Reka? Ah..jadi inget temenku hahaah
ReplyDeleteBahagia kalo bisa ngekik TOMAT secara langsung.
ReplyDeleteJOMBLO BAQQOO