Season 10 Ch 1 | Mengawali Tahun Dengan Sakit dan Perjalanan Menjadi Manusia Ramah

Memasuki bulan kedua di tahun 2024 dan apa saja yang telah dilakukan?



Di awal bulan kemarin, tepatnya di malam hari pada tanggal 1 januari, saya memulai tahun baru ini dengan rasa sakit di seluruh tubuh. Seusai menyukur rambut, saya kesulitan untuk bisa tidur. Mungkin, karena potongan rambut yang terlalu pendek dan bulan Januari bertepatan dengan musim dingin di sini, jadi sepanjang hari kepala terasa semeriwing. Barusan sepertinya bukan kata yang ada di KBBI, tapi, ya harusnya tahu maksudnya kan?


Dih maksa, Sat!


Saya kira rasa kesulitan tidur karena potongan rambut yang belum terbiasa dengan udara yang ada di sini, ini alasan yang enggak masuk akal sih, dan ke-esokan harinya kepala terasa pusing, badan panas, bersin yang enggak kunjung usai serta saya yang baru menyadari ternyata bersin saya semakin mirip Bapak. Alias, kenceng banget wey!! 


Ditambah lagi, beberapa hari selanjutnya setelah saya membeli beberapa obat serta balsam, Hidung saya tidak bisa mencium. Mantab banget, pakai B.


Dan semua rasa sakit itu berlanjut sampai dua bahkan tiga minggu.


Akibat kejadian tersebut, berat badan saya turun dari 106kg menjadi 101kg. Karena ya tentu saja dengan rasa sakit tersebut, saya tidak nafsu untuk makan bahkan minum air putih pun rasanya tidak enak.


Awal yang kurang menyenangkan.


Walaupun begitu, dua hari kemarin saya kembali lagi untuk olahraga angkat beban dan rasanya sangat amat menyenangkan! Meskipun beban angkatan yang sebelumnya dengan mudah saya angkat, sekarang terasa sulit untuk diangkat. Tapi saya yakin hanya butuh waktu untuk bisa kembali lagi mengangkat angkatan berat seperti sebelumnya lagi.


Beberapa kali Ibu negara sering memberikan pesan bahwa saya tidak diperbolehkan mengangkat beban berat. Tapi, pesan tersebut saya deskripsikan dengan tidak mengangkat beban berat yang tidak mampu saya angkat. Selama beban tersebut bisa saya angkat, serta form gerakannya benar, sepertinya boleh-boleh saja.


Rasanya menyenangkan bisa menuliskan DailyLife lagi setelah biasanya hanya membahas mengenai program latihan angkat beban, diet, serta kardio.


**


Sebenernya apakah sudah ada penelitian mengenai bertambahnya umur seseorang, bertambah juga sifat marah-marahnya?



Saat bersama teman menuju sebuah restoran Asia, saya iseng bertanya, “Kenapa ya kok orang-orang pada segan sama gue? Padahal gue diem aja loh”, dan jawaban teman hanya, “Beneran harus gue jelasin nih, Bang?”.


Restoran yang kami tuju hanya di isi oleh beberapa orang, bahkan terkesan sepi di malam hari. Hanya ada dua meja makan yang di isi oleh para mahasiswi Indonesia di bagian luar restoran, dan satu meja di dalam restoran yang ditempati oleh pelajar Malaysia.


Kami menempati meja di luar restoran dan bersebrangan dengan para mahasiswi Indonesia, yang ternyata mereka semua kenal dengan teman saya ini.


Karena kami mendatangi tersebut lumayan malam, sehingga hidangan yang tersedia hanya berupa ayam goreng. Tomyam yang menjadi incaran kami sudah ludes habis di malam itu.





Seusai menyantap hidangan, obrolan kami berlanjut lagi. Tentunya dengan saya yang masih penasaran, mengapa teman-teman saya yang berada di sini masih merasa kurang nyaman jika saya datangi.


Memang ketika beberapa kali  saya mendatangi baqolah(baca:warung) yang berada di sekitaran rumah, saya sempat ditanyai oleh pemilik toko, “Inta za’lan? Leih?” Yang jika diartikan kedalam bahasa Indonesia “Lu lagi marah? Kenapa sih?” Padahal saya sama sekali dalam kondisi yang baik-baik saja dan sama sekali sedang tidak marah.


Jika saya introspeksi diri saya lagi, apakah mungkin dari tinggi badan? Kayaknya banyak juga kok orang yang tinggi. Apakah karena badan saya yang besar? Banyak juga kok yang berbadan besar. Pada akhirnya saya menemukan jawaban yang masuk akal. Mungkin semua ini terjadi karena default muka saya yang jarang tersenyum deh.


Di tengah perbincangan saya bersama teman, ada suara berisik dari dalam restoran seperti orang yang sedang menggosok peralatan dapur. Dan suara itu berulang-ulang terdengar, membuat saya agak kesulitan mendengar ucapan teman saya.


Setelahnya saya berucap, “Berisik!”.


Teman yang duduk di depan saya berhenti berbicara, obrolan dari meja yang di isi oleh pelajar Indonesia berhenti dan mata mereka melihat ke arah meja kami. Dan suara menggosok dari dalam restoran pun sudah tidak terdengar lagi.


Beberapa saat kemudian teman saya berkata, “Nah yang kayak gini, Bang. Yang bikin anak-anak pada segan sama lo”, “Hah?!! Gue enggak teriak anjir”, “Lo kira semuanya pada diem karena ada remote nya? Ya karena lo barusan teriak ‘berisik’ makanya pada diem”.


Sepertinya selain menurunkan berat badan sampai di angka 90kg-an  di tahun ini, perjalanan saya untuk menjadi manusia ramah akan enggak semudah yang saya bayangkan deh.


**


Kalau kalian sendiri, target apa yang ingin dicapai di tahun ini?

Post a Comment

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

Previous Post Next Post

Ads

Ads