Membuat Resolusi yang SMART

Seiringnya bertambah umur, rasanya banyak hal yang harus lebih diperhatikan lagi. Salah satu contoh yang berhubungan dengan diri gue sendiri adalah toleransi gue terhadap makanan pedas, jauh lebih menurun dibandingkan dengan usia gue di angka 20-an. Dan juga sudah jarang menuliskan resolusi apa saja yang ingin gue capai. Dan tulisan ini akan membahas akan hal itu.

Bulan november kemarin, gue genap memasuki angka 30. Dibilang masih muda, adalah memang iya. Sebenarnya enggak ada yang ngomong gini juga sih tapi gue selalu menanggap kalau gue masih muda. Dan jika dibilang tua, ah peduli setan lah. Mending dibilang asik ya memang asik, dibilang enak ya memang enak.


Makin enggak jelas aja tulisan gue, nyet.



Beberapa waktu lalu gue sempat membaca sebuah cuitan di Twitter yang kurang lebih bunyinya seperti ini, “Pesan yang mau disampaikan orang yang duluan 30 ke yang baru mau jadi tahun 30 apa ges?”. Dan setelah gue baca beberapa reply-an yang ada di tweet tersebut, gue memutuskan untuk tidak peduli.


Kenapa tidak peduli? Rebel aja.


Hal ini selaras dengan prinsip dari ikan salmon. Apa itu maksudnya? Melawan arus!


Kaga jelas anjing


Dan berhubung saat ini telah memasuki tahun baru serta angka 30, mari kita buat resolusi lagi di awal bulan ini. Kalian masih bikin resolusi gitu juga tidak? Kalau iya, coba tulis di kolom komentar ya. Dan bagi yang sudah tidak menulis resolusi lagi, coba istigfar deh.


Tapi resolusi yang harus dibuat harus lah SMART. Dan apakah itu Resolusi SMART? Sini akan ku jelaskan wahai anak kuda.





SMART adalah singkatan yang sering digunakan untuk membuat tujuan atau resolusi yang lebih spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu. Masing-masing huruf dalam SMART memiliki arti yang penting dalam membantu kita merumuskan resolusi yang lebih efektif.


Mari kita bahas satu per satu:


S (Specific): Tujuan harus jelas dan spesifik. Hindari tujuan yang terlalu umum atau kabur. Misalnya, alih-alih "Gue ingin punya six pack", buat tujuan yang lebih spesifik seperti "Akan rutin berolahraga serta cardio dan tidak lupa untuk menghitung kalori ketika makan".


M (Measurable): Tujuan harus dapat diukur. Misalnya, alih-alih "Saya ingin membaca lebih banyak", buat tujuan seperti "Saya ingin membaca 2 buku per bulan".


A (Achievable): Tujuan harus realistis dan dapat dicapai. Jangan terlalu tinggi harapan sehingga membuatmu merasa putus asa. Misalnya, jika jarang berolahraga, jangan langsung menargetkan lari maraton. Mulailah dengan tujuan yang lebih kecil seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari.


R (Relevant): Tujuan harus relevan dengan hidupmu dan nilai-nilai yang kamu anut. Pastikan tujuanmu sesuai dengan minat, kemampuan, dan situasi hidupmu saat ini.


T (Time-bound): Tujuan harus memiliki batas waktu yang jelas. Dengan begitu, kamu akan termotivasi untuk mencapai tujuanmu dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, "Saya ingin menurunkan berat badan 5 kg dalam 3 bulan".


Contoh Penerapan SMART dalam Resolusi:


Resolusi yang tidak SMART: "Saya ingin menjadi orang yang lebih baik."

Resolusi yang SMART: "Saya ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya dengan mengikuti kursus online selama 1 jam setiap hari selama 3 bulan dan mencapai skor TOEFL 80 pada akhir periode."


Mengapa SMART Penting?


Dengan menggunakan prinsip SMART, kamu akan:


Lebih fokus: Tujuan yang jelas akan membantumu lebih fokus pada apa yang ingin kamu capai.


Lebih termotivasi: Kemajuan yang dapat diukur akan membantumu tetap termotivasi.


Lebih produktif: Dengan tujuan yang realistis dan batas waktu yang jelas, kamu akan lebih produktif dalam mencapai tujuanmu.


Lebih puas: Ketika kamu berhasil mencapai tujuanmu, kamu akan merasa lebih puas dan percaya diri




Dari paragraf sebelumnya, ada beberapa hal yang akan gue coba di tahun ini. Salah dua nya adalah berat badan di bawah 100kg, serta bisa menghabiskan 8 buku entah itu novel ataupun buku self-improvement dan tentunya di luar buku pelajaran.


Beberapa buku sudah gue tandain untuk dibaca di tahun ini. Setelah kemarin selesai membaca buku Keajaiban Toko Klontong Namiya karangan penulis Keigo Higashino, rasanya gue akan membaca tulisannya yang lain. Atau kamu ada saran novel yang bagus untuk dibaca?


Dan resolusi selanjutnya adalah menurunkan angka timbangan di bawah 100kg, meskipun sebenarnya ada rasa enggan untuk menurunkan berat badan ini. Sudah 4 tahun gue menikmati merasakan berat badan di angka 108-106kg. Dan selama itu juga Ibu Negara mengkomentarai kondisi tubuh gue saat vidcall. Sejujurnya sampai saat ini gue masih merasa bahwa badan ini kecil. Hal ini mungkin didasari karena gue rutin berolahraga angkat beban, sehingga perut gue tidak terlihat buncit. Dan juga karena body dysmorphia. Yang jika disingkat, enggak bersyukur aja dan selalu merasa kurang. 


Setelah menuliskan resolusi apa saja yang akan gue raih, selanjutnya adalah membuat strategi untuk bisa meraih semuanya. Dan harus istiqmoah nih untuk menjalankan semuanya.


Kalian, ada resolusi juga tidak di tahun ini?

1 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Kayaknya gue termasuk orang yang tahun ini belum bikin resolusi itu. Alasannya ya karena mungkin resolusinya tidak SMART jadi gak tercapai. Boleh lah ya dicoba tipsnya, bang.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Ads

Ads