Ujian tahun baru

IZAYY!!
Nggak terasa sudah masuk tahun baru aja. Sudah bulan Januari lagi. Dan, sudah berapa resolusi tahun kemarin yang sudah tercapai?
Bentar-bentar...
Gue mau nyapu blog dulu. Sudah lumayan juga blog ini nggak di jamah lagi. Dan kenapa semut di layar ini susah banget di hilangkan?
*ambil sapu*
*kemudian nyanyi*
mesyi
Sebagian orang merasa bahwa menuliskan resolusi itu adalah suatu kewajiban penting yang dikerjakan ketika awal tahun. Dan sebagian yang lain, ya sebaliknya. Menuliskan resolusi itu nggak penting-penting banget, toh resolusi yang di tahun sebelumnya belum semua terlaksanakan. Kalau gue sendiri, menganggap bahwa menuliskan resolusi itu suatu hal asik yang nggak ada salahnya untuk dikerjakan. Gue merasa bahagia aja gitu, memimpikan hal-hal yang gue ingin lakukan, tertulis di lembaran kertas. Walaupun belum tentu tercapai, tapi bukannya Walt Disney juga sebelumnya bermula dari mimpi ya?
Nah, kalau kalian sendiri gimana?
Tahun baru ini diawali dengan ujian termin satu mahasiswa Al-Azhar. Iya, hari pertama gue ujian tepat ketika tanggal satu Januari kemarin. Nggak ada kembang api, nggak ada bakar-bakar mantan pacar orang ayam, pokoknya sederhana banget.
Ujian di awal tahun seperti ini, terlebih ketika uang bulanan belum turun itu rasanya agak ngilu. Ujian pertama gue adalah tentang Qodoya Fiqh. Qodoya di semester sekarang ini membahas tentang hukum akad jual beli dalam Islam. Bukunya lumayan tebel, sekitar 300 halaman. Kalau buat alas tidur, nggak nyaman sama sekali. Tapi kalau buat nabok orang, lumayan sakit lah. Apalagi kalau didalam bukunya diisi sama gembok, piring, dan alat-alat berat lainnya, beeuh.. mantap. Dari sekian banyak halaman, soal yang keluar hanya 6. Pokoknya yang tahu isi soal hanya Allah dan duktur (baca:dosen).
Kali ini gue akan bercerita sedikit tentang hal yang gue rasakan ketika ujian.
Pagi itu, selimut-selimut masih menutupi badan gue serta teman-teman rumah gue. Banyak yang tidak ingin beranjak dari kasurnya. Suara adzan shubuh baru saja selesai berkumandang. Suasana pagi hari di Kairo di bulan ini selalu saja sama. Selalu dingin. Huft.
YE KAN EMANG LAGI MUSIM DINGIN SIANYING. KALO MUSIM RAMBUTAN, BUKAN SELIMUT YANG NUTUPIN BADAN ELU, TAPI SEMUT. MAKANYA, KALO ABIS MAKAN RAMBUTAN, KULITNYA DIBUANG!
Suasana pagi di musim dingin ini memang lebih nikmat untuk goler-goler di atas kasur sambil selimutan. Tapi atas nama ujian, gue nggak tidur. Gue sadar bahwa buku didepan gue ini tebelnya sungguh aduhai... mau nangis abdi teh sebenernya. Tapi gue nggak. Gue nggak boleh gitu. Hanya pecundang yang kalah sebelum bertanding. Tapi kalau nangis dikit, ya nggak apa-apa juga lah.
Gue ujian tepat jam 1 siang, itu berarti masih ada banyak waktu untuk scroliing foto cewe idaman di Instagram. Duh, senyumnya. Warna pakaiannya yang serasi dengan warna krudungnya. Duh! Apalagi ketika gue menemukan fotonya yang sedang duduk santai ketika sore hari. Di foto itu dia mengenakan jaket kulit berwarna hitam, dengan pashmina berwarna abu-abu. Duh!
Sebentar.
Ini kenapa gue malah cerita tentang cewe yang gue taksir deh.
Dan kenapa kalian masih tetap baca paragraf tentang cewe yang gue taksir itu?
Bubar nggak?!!
Bubar kampret!
LAH MARAH-MARAH SENDIRI SI AKANG
**
Setiap kali ujian seperti ini, gue akan selalu didatangi oleh rasa ‘deg-deg’an, serta rasa ingin cepat selesainya waktu ujian. Tapi di lain sisi, gue takut kalau gue nggak bisa jawab pertanyaan. Terus apa yang harus gue lakukan? Mau teriak jadinya, ‘KYAAAA.... KYAAA.. KYAAA’.
Ketika pengawas membagikan kertas soal, gue akan mengabaikannya terlebih dahulu. Dan lebih fokus untuk mengisi kolom-kolom yang harus diisi di lembaran jawaban. Seperti nama, nama fakultas, tanggal, tanggal jadian, tanggal putus, tanggal ketika dianggap ‘kita lebih baik temenan aja ya!’. Dan setelah selesai menuliskan hal itu, baru lah gue akan memperhatikan lembaran soal.
Ketika lembaran soal gue baca, gue akan memejamkan mata. Seperti di film Sherlock Holmes, otak gue seperti sedang membuka buku, kemudian mencari di halaman berapa letak soal ini berada. Tapi ketika gue lebih fokus, dan tentu saja memejamkan mata, yang terjadi malah sebaliknya. Gue nggak menemukan letak soal itu. Gue nggak tahu juga, ketika memejamkan mata sepertinya bukan buku Qodoya yang tergambarkan di otak, melainkan buku catatan milik gue, yang hampir isinya tertulis nama gadis itu, serta beragam harapan-harapan baik untuk si gadis itu. Gadis pashmina abu-abu.
Ah, semoga saja jawaban yang gue tuliskan di lembar kertas jawaban itu semuanya benar. Kalau pun nggak semuanya, minimal 80% benar lah. Amin.
Sebetulnya gue benci untuk mengatakannya, tapi...
Sepertinya gue harus lebih fokus dengan ujian, serta melengkapi hal-hal yang ingin gue kerjakan terlebih dahulu, ketimbang membayangkan gadis yang gue idamkan itu. Dan seperti yang gue tuliskan diatas. Melupakan gadis ini, si pemilik senyuman indah, sepertinya juga masuk ke dalam salah satu daftar resolusi yang gue buat.
Apakah ini #ResolusiSulit?
Gue harap, nggak sesulit seperti yang dibayangkan.
Hehehe.




Izaay: Apa kabar?

Mesyi: Oke, lanjut!!

6 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Boleh dong minjem bukunya buat nabok orang
    Emang ada y di lembar jawaban kolom tanggal jadian?
    Wah baru tw saya

    ReplyDelete
  2. Yailah 2017 masih jaman naksir cewe lewat instagram trus scroll ig-nya?
    Yailah ji. Ajak ketemu dong. Whahaahahaa

    ReplyDelete
  3. aku dukung aksi scroll ke bawah! jangan lupa tap dua kali utk love, kak!

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Ads

Ads