Bulan puasa kali ini,
benar-benar berat. Bukan berat untuk menahan lapar serta haus, tapi lebih berat
untuk melupakan sejenak kenangan-kenangan yang terjadi di tahun-tahun
sebelumnya. Di tahun-tahun ketika gue berada di Jakarta.
Tahun ini berarti tahun kedua
gue, merasakan bulan Ramadhan di negri Piramid. Dan sampai sekarang ini, gue
masih kagum dengan orang-orang dermawan yang sering memberikan bantuan kepada
para orang lain, terutama kepada para mahasiswa-mahasiswi asing seperti gue
ini. Ada yang memberikan bantuan berupa makanan setiap hari ketika berbuka, ada
juga yang memberikan bantuan berupa uang serta bahan-bahan makanan. Uang mereka
apa nggak habis ya, kalau memberi makanan setiap hari?
Tapi, bagaimana pun juga,
makanan rumah itu lebih nikmat. Makanan buatan nyokap lebih nikmat. Gue masih
ingat jelas, ketika bulan puasa di tahun-tahun sebelumnya, nyokap gue
meletakkan gorengan diatas meja makan, ada bakwan, tempe goreng, tahu isi, es
buah berwarna merah muda dengan parutan kelapa, ayam goreng, sambel terasi, serta
nasi yang masih mengebul. Aduuh... kenapa enak banget bayangin hal itu.
Di tambah lagi dengan pengalaman
ketika gue kecil dulu, saat shalat tarawih. Lari-larian di masjid sampai
barisan jamaah perempuan, pukul-pukulan menggunakan sarung yang dalamnya ada
batu-batuan kecil, main petasan diluar masjid yang membuat para orang-orang
dewasa misuh-misuh, serta nendang orang ketika dia sedang sujud kemudian
lari keluar masjid. Duuh... masa kecilku.
Kenapa bejat banget sih.
Astaghfirullahaladzim.
Hmm...
Kenangan lainnya, yang sampai
saat ini sering menghantui sepertinya ada lagi.
Yaitu,
Si gadis pemilik senyum manis
yang menyukai....
Ahh, cukup gue saja lah yang
mengetahui kesukaannya, kalian nggak usah ya.
Heuheuhe...
Ini entah, gue yang terlalu
bego atau memang belum pinter, tapi masa iya jadi secret admirer sampai
bertahun-tahun lamanya. Wajar nggak sih?
Hanya satu gadis, dia dan dia
lagi. Ketika naksir sama gadis A, misalnya. Wajah yang terbayang malah si gadis
kampret itu lagi. Dan selama ini, kebanyakan hal yang gue lakukan adalah untuk
bisa mengalahkan gadis itu. Walaupun sepertinya sampai sekarang, gue belum bisa
mengalahkan pencapaian yang dia miliki sih. Tapi setidaknya, gue tau hal-hal
apa saja yang memang harus gue benahi agar ‘sesuai’ ataupun ‘klik’ dengan gadis
itu. Terlalu muluk banget nggak sih harapan gue?
Beberapa kali, gue bertanya
tentang pria yang dia taksir. Tapi jawabannya selalu, “Belom ada”. Di satu sisi
gue merasa bahagia karena dia ‘belum punya’, tapi di sisi yang lainnya gue
seperti merasa... ‘Pendamping gadis hebat seperti kamu, harus pria yang hebat
juga. Harus. Meskipun itu bukan saya’.
Paham apa yang gue maksud nggak
sih kalian?
Gue nggak paham loh.
Dan terimakasih untuk lagu-lagu
sendu, terlebih lagunya Payung Teduh,
‘Matur suwun, mas. Saya jadi
ke inget sama gadis itu terus, kalau denger lagu sampean’
Kayaknya itu aja sih curhatan
kali ini. Dari kemarin ngebet banget untuk nulis tentang hal ini, tapi baru
kesampaian sekarang.
*Di tulis saat jam setangah
tiga pagi sebelum sahur, waktu Kairo.
Sumber photo: https://www.pinterest.com/
Tags:
Dailylife
eleeuh eleeuhhh..
ReplyDeleteterus memperbaiki diri mas, memantaskan diri untuk gadis yang pantas.
Hahaha itu bangke banget masa kecilnya. ;')
emang anak kecil laki-laki gitu semuah apa kalo teraweh? :')
iya lagi proses, bah.
Deletedoakan yak!!
iya, gue juga baru sadar. ternyata pas kecil, gue ga sebaik yg gue bayangkan :(
Jadi ingat postingan Dibah yang kisah Ali dengan Fatimah. Cinta dalam diam.
ReplyDeleteSemoga menjadi pantas, ya, untuk dia yang hebat. Hahahaha. Segeralah.
Serem gila itu perang sarung diselipin batu di dalam sarung. Jadi bagelan gitu.
wahaha...
Deleteitu gue nya aja yg emang beneran ngerasa blom ccok, makanya mana berani bilang secara terang''an. harus jdi hebat lah ya, biar cucok gitu, dar
hahah
itu lah. serem banget, njir
kapan mau temenin gue begadang nunggu sahur lagi, Ji? ahahahahaha. Semoga cepet pulang, ya, supaya bisa rasain masakan nyokap, zmngt!
ReplyDeletewah, mahal pake internet, yol.
Deletehahaha
smngat!!
Beuh, ngeri banget sarung di dalemnya dikasih batu. Ramadhan masa gitu... Hmmm.
ReplyDeleteBetul itu kata Kakak Dibah, memperbaikii diri dan memantaskan diri. Semoga bisa dipertemukan ya.
tau
Deletebejat banget gila. hahaha
amiiiin, doain lah ya, by!!
Ckckckc masa kecil lu kenapa bejat banget sih, Ji :'D
ReplyDeleteTerus membenahi diri supaya bisa jd orang yg hebat untuk mendampingi gadis itu ya. :)
Betewe, rekomen lagu payung teduh yg enak dong, Ji? Judulnya apaan
gue juga nggak tau, lan :(
Deletetapi kayaknya lebih serem masa kecil elu deh, ketimbang gue
yoiiih dongs!!
wah, lagunya asik semua, lan. hahaha
di dengerin aja semua
Hihihihi, terharu membaca tulisannya.
ReplyDeleteSemangat terus ya, semoga puasanya makin bermakna #lho
Kamu jangan minder mas Uzi. Sebagai cewe aku srg di posisi 'diminderin cowo' padahal itu cowo yg aku suka. Untuk menjadi mau sama dia...nggak perlu dia lebih hebat dalam sebuah sisi dari pada aku. Aku perlu ungkapan perasaan dari dia
ReplyDeleteHai Kakak,
ReplyDeleteYa ampun... masa kecilnya, sampai berani nendang segala. Kan kasihan yang ditendang.
Memantaskan diri itu bagus.
Tapi, jangan sampai keburu telat. Lebih baik diungkapkan lho dari pada telat. Kan siapa tahu ceweknya mau nerima.
Karna sebenarnya cewek nggak memandang cowok yang harus 'sama' atau 'lebih tinggi' dari si cewek tersebut.
Malah, cewek lebih suka sama cowok yang bisa menjaga dan melindungi dia lho ketimbang 'cowok harus sama/lebih tinggi derajatnya'.
Aku sendiri sebagai cewek yang selalu gagal hanya karena cowoknya merasa di bawahku. Akhirnya ya sampai sekarang masih sendiri.
Meski cewek terlihat kuat, dia juga lemah. Butuh seseorang yang menemani dia.
Cees, Kenalin dong cewek kairo, satu aja.
ReplyDeleteEniwei, good luck mendapatkan cintanya..
Semangat kak! Langsung aja ajak ceweknya naik unta bareng! \:p/
ReplyDeleteEh, dia di mesir juga kan ya? Apa di indo?
Masa kecilmu itu lho mas... -__-
ReplyDeleteJi, harusnya jangan ngomong ‘Pendamping gadis hebat seperti kamu, harus pria yang hebat juga. Harus. Meskipun itu bukan saya’.
tapi...
Pendamping gadis hebat seperti kamu, harus pria yang hebat juga. Harus. Dan saya usahakan itu saya.
Kan kata orang omongan itu doa. :))
Masa kecilmu itu lho mas... -__-
ReplyDeleteJi, harusnya jangan ngomong ‘Pendamping gadis hebat seperti kamu, harus pria yang hebat juga. Harus. Meskipun itu bukan saya’.
tapi...
Pendamping gadis hebat seperti kamu, harus pria yang hebat juga. Harus. Dan saya usahakan itu saya.
Kan kata orang omongan itu doa. :))
Emang ya, yg namanya senyuman doi itu paling susah dilupain :3
ReplyDeleteBtw, makanan lo di sana apa, Bang? Alhamdulillah ya orang sana baik-baik. HIhi
membenahi diri agar lebih baik memang lebih efektif agar pass saat bersanding dengan seseorang yang kita kagumi..
ReplyDelete